Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out
Selamat Datang di Blog Dena Kesmas Unsoed Semoga Informasi yang Saya Berikan Berguna untuk anda. Jangan lupa isi Komentar anda pada Buku Tamu yang kami sediakan berupa Pesan, Tanggapan, dan Saran.Terima kasih atas kunjungannya, semoga anda Sehat... selalu..!

Jumat, 08 Oktober 2010

kanker kelenjar getah bening oleh sri budi fajariyani_G1B009058

Jumat, 08 Oktober 2010

BAB I
PENDAHULUAN

a.      Latar Belakang

Kanker kelenjar getah bening atau  limfoma merupakan salah satu di antara sepuluh jenis kanker yang sering ditemukan di Indonesia. Kanker ini dibagi atas dua kelompok besar yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgk in.

Karena termasuk salah satu di antara sekitar sepuluh jenis kanker yang dapat disembuhkan maka limfoma non-Hodgkin perlu dikenali oleh dokter yang bertugas di fasilitas kesehatan terdepan agar dapat dirujuk pada stadium yang dini ke rumah sakit dengan fasilitas yang memungkinkan.Pengobatan pada kanker kelenjar gatah bening memerlukan beberapa tahap pengobatan sesuai dengan penggolongan penyakit tersebut.

 Limfoma non-Hodgkin adalah kanker dari kelenjar getah bening karena itu mudah menjalar ke tempat-tempat lain disebabkan kelenjar getah bening dihubungkan satu dengan yang lain oleh saluran-saluran getah bening. Selain berkembang di aliran getah bening, limfoma juga bisa beredar ke seluruh tubuh di dalam pembuluh darah, sehingga limfoma dapat timbul di luar kelenjar getah bening, seperti di limpa, sumsum tulang, atau bahkan di organ lain seperti perut, hati, bahkan otak manusia.

Kanker kelanjar getah bening atau limfoma adalah sekelompok penyakit keganasan yang bekaitan mengenai sistem limfatik. Sistem limfatik merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang membentuk pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker dan apabila system limfasitik mengalami pembelahan abnormal dapat mengakibatkan timbulnya kanker.

Gejala dan penyakit kanker kelenjar getah bening meliputi pembengkakan kelenjar getah bening pada leher, ketiak atau pangkal paha.Pembengkakan kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan secara drastis, rasa lelah yang terus menerus, batuk-batuk dan sesak napas, gatal-gatal di seluruh tubuh, demam tanpa sebab dan berkeringat malam hari.

Limfoma juga bisa berakibat menurunnya jumlah sel darah merah di sumsum tulang yang bisa mengakibatkan anemia, pendarahan, dan penderitanya mudah terkena infeksi akibat penurunan jumlah dan fungsi lekosit tersebut.



b.      Permasalahan

Seringkali penderita tidak menunjukkan gejala khas yang dapat merujuk pada penyakit ini sehigga menjadi permasalah dalam penanggulangan awal penyakit kanker getah bening.Gejala awal hanya semacam benjolan atau pembengkakan kelenjar getah bening pada leher. Karena tidak ada keluhan khas banyak pasien baru berobat saat masuk stadium lanjut sehingga sel kanker sudah menyebar dan sulit diangkat dengan operasi.Keadaan tersebut berakibat pada penurunan angka harapan hidup.

Penurunan angka harapan hidup tersebut akibat telah menyebarnya sel  kanker pada beberapa organ, penanganan pada penderita dengan gejala demikian biasanya dilakukan dengan protocol pengobatan leukimia untuk menambah angka harapan hidup pada penderita.
Pada tahun 2000 di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 54.900 kasus baru, dan 26.100 orang meninggal karena LNH. Di Amerika Serikat, 5 % kasus LNH baru terjadi pada anak laki-laki, dan 4 % pada anak perempuan per tahunnya.. Lebih banyak dari penderita didiagnosis sebagai Limfoma non Hodgkin (LNH) setiap tahun di Amerika Serikat.

Makin tua usia makin tinggi risiko terkena kanker kelenjar getah bening  karena daya tahan tubuhnya menurun. Hingga kini penyebab kanker kelanjar getah bening belum diketahui secara pasti. Ada empat kemungkinan penyebabnya yaitu faktor keturunan, kelainan sistem kekebalan, infeksi virus atau bakteri dan toksin lingkungan (herbisida, pengawet, pewarna kimia). Penyebabnya multifaktor.







BAB III
PEMBAHASAN


a.      Deskripsi Penyakit

Kanker kelenjar getah bening adalah kanker yang tumbuh akibat mutasi sel limfosit (sejenis sel darah putih) yang sebelumnya normal, dalam keadaan normal sel limfosit bekerja sebagai pertahanan tubuh,namun jika sel tersebut berkembang dan membelah secara tidak normal, akan menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar getah bening atau lebih dikenal dengan kanker kelenjar getah bening.

seperti halnya limfosit normal, limfosit ganas dapat tumbuh pada berbagai organ dalam tubuh termasuk kelenjar getah bening, limpa, sumsum tulang, darah ataupun organ lain. Selain berkembang di aliran getah bening, limfoma juga bisa beredar ke seluruh tubuh di dalam pembuluh darah, sehingga limfoma dapat timbul di luar kelenjar getah bening, seperti di limpa, sumsum tulang, atau bahkan di organ lain seperti perut, hati, bahkan otak

Ada dua jenis kanker sistem limfotik yaitu penyakit hodgkin dan limfoma non-hodgkin (NHL). Kanker kelanjar getah bening atau limfoma adalah sekelompok penyakit keganasan yang bekaitan dan mengenai sistem limfatik. Sistem limfatik merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang membentuk pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker.

Cairan limfatik adalah cairan putih menyerupai susu yang mengandung protein lemak dan limfosit yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh lewat pembuluh limfatik. Ada dua macam sel limfosit yaitu sel B dan T. Sel B berfungsi membantu melindungi tubuh melawan bakteri dengan membuat antibodi yang memusnahkan bakteri. Gejala dan penyakit kanker kelenjar getah bening meliputi pembengkakan kelenjar getah bening pada leher, ketiak atau pangkal paha.

Pengobatan-pengobatan pada penderita kanker kelenjar getah bening diantaranya yaitu kemoterapi, radioterapi, imunoterapi tunggal atau kombinasi dengan kemoterapi, serta pengobatan dengan cara transplantasi sel induk darah atau sumsum tulang belakang pasien. kemoterapi masih menjadi langkah utama dalam mengatasi kanker. Namun, kemoterapi untuk penderita kanker kelenjar getah bening tidak membuat sel-sel kanker itu mati. Sel-sel itu hanya tidur. Selain beragam jenis pengobatan tersebut, biasanya memiliki efek samping dari seperti mual, muntah, diare, sariawan, dan demam.

b.      Faktor

Ada empat kemungkinan penyebab kanker kelenjar getah bening yaitu faktor keturunan, kelainan sistem kekebalan, infeksi virus atau bakteri dan toksin lingkungan  seperti herbisida, pengawet, pewarna kimia. Penyebabnya multifaktor. Pendekatan diagnostik penderita kanker kelenjar getah bening umumnya sama dengan pendekatan penderita splenomegali atau kelainan leukosit atau imunoglobulin. Penderita dengan pembesaran kelenjar getah bening dapat disebabkan oleh  infeksi mikroorganisme seperti piogenik dan granulomatosa atau parasit, respon imun terhadap infeksi atau terhadap bahan noninfeksius, neoplasma primer atau sekunder, dan  penyebab yang tidak jelas penyakit autoimin, reaksi obat, dan lain-lain.
Selain itu ada juga beberapa faktor risiko yang diperkirakan memengaruhi munculnya kanker limfoma. Misalnya infeksi virus, infeksi bakteri, menurunnya kekebalan tubuh dan pengaruh toksin dari lingkungan seperti herbisida, pewarna rambut, pengawet kayu.

c.       Pencegahan

1.Healt Promotion

pencegahan agar tidak terinfeksi merupakan suatu hal yang penting,gaya hidup yang sehat merupakan pencegahan yang efektif dalam menghindari terjangkit penyakit kanker kelenjar getah bening yaitu dengan banyak mengkomsumsi makanan-makanan khususnya makanan-makanan rendah lemak dan makanan yang menggunakan pupuk organic atau alami,selainitu juga menghindari berada pada tempat-tempat yang memiliki kadar polusi tinggi.

Mengkomsumsi sayur-sayuran dan buah dan menambah asupan makanan-makanan yang mengandung anti oksidan tinggi agar terhindar dari toksin seperti seperti herbisida, pengawet, pewarna kimia yang dapat memicu timbulnya kanker kelenjar getah bening merupakan tindak pencegahan yang efektif selain itu cara yang efektif untuk menghindari penyakit ini adalah dengan melakukan pencegahan secara dini dengan menjaga kesehatan tubuh, terutama kebersihan tubuh dan mulut. Karena, jika kondisi mulut dan gigi seseorang tidak sehat, maka akan membuat kuman penyakit lebih mudah masuk ke dalam tubuh.


2.spesific protection

           
            Terapi-terapi pada penderita antara lain :
1.      Radioterapi
1.      Untuk penyakit yang terlokalisir (derajat I)
2.      Untuk ajuvan pada ”bulky dissease”
3.      Untuk tujuan paliatif pada stadium lanjut
2.      Kemoterapi
1.      Kemoterapi tunggal (single agent)
Pemberian gizi yang tepat juga sangat penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh pada penderita kanker kelenjar getah bening sebab masalah pada penderita adalah penurunan berat badan yang cukup drastis dan berkurangnya daya tahan tubuh yang akhirnya akan menimbulkan keadaan malnutrisi. Prevalensi penurunan berat badan (BB) sebesar 31%-40% pada penderita.
Penatalaksanaan nutrisi pada penderita merupakan bagian dari terapi. Tujuan utama terapi nutrisi pada penderita ini adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi sehingga dapat memperkecil terjadinya komplikasi meningkatkan efektivitas terapi (bedah, kemoterapi, radiasi) kualitas hidup dan survival penderita sehingga perlu diketahui lebih lanjut cara pemenuhan nutrisi penderita.



3.early diagnosis and prompt treatment

Waspada terhadap benjolan  atau pembesara kelenjar getah bening merupakan pencegahan terhadap penyebaran virus kanker agar tidak menjadi ganas,jika menemukan pembesaran kelenjar getah bening yang tidak nyeri, ukuran biasanya lebih dari satu centimeter, dan terus bertambah seiring waktu sebaiknya segaralah memeriksakan diri ke dokter.


d.      Peranan Keluarga Dalam Usaha Pencegahan

Keluaga seharusnya menjadi agen pertama dalam pencegahan teahadap segala jenis penyakit yang mungkin timbul karena gaya hidup seperti pola makan yang sangat dipengaruhi oleh latar belekang keluarga.Dukungan keluarga dalam pencegahan penyakit yang menyerang pertahanan imunitas ini dapat dilakukan dengan menjaga pola makan setiap anggota keluarganya,seorang ibu sangat berperan dalam hal ini.

Pola makan yang sehat dan baik agar dapat tehindar dari kanker kelenjar getah bening diantaranya dengan mengkomsumsi makanan-makanan yang mengandung banyak serat dan menghindari makanan-makanan yang sedikit serat dan makanan yang mengandung bahan pengawet,pewarna serta makanan yang dibakar atau dipangggang atau digoreng dengan menggunakan minyak bekas dan juga makanan yang mengandung lemak tinggi.

Selain itu yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker kelenjar getah bening ini adalah dengan terapi alami, yaitu mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, seperti bawang merah, bawang putih, buncis, wortel, jagung, sayuran berdaun gelap dan buah jeruk adalah sayur dan buah yang memiliki daya perlindungan dan pengurangan yang tinggi terhadap kanker kelenjar getah bening.

            Penciptaan lingkungan rumah yang asri dan hijau dengan menanam banyak pohon agar toksin-toksin hasil polusi udara terserap oleh tanaman dan tidak masuk dalam tubuh juga merupakan tindakan pencegahan penyakit kanker kelenjar getah bening  dalam lingkungan keluarga.Selain itu juga dengan menggunakan pupuk organik pada pohon-pohon tersebut.

            Kelurga juga berperan dalam tingkatan kesadaran kesehatan bagi setiap anggotanya,orang yang mengkomsumsi rokok juga sangat rentan terinfeksi kanker kelenjar getah bening sehingga dalam pelaksanaan pencegahan diharapkan keluarga mampu membentuk kesadaran untuk setiap onggotanya agar bisa menghindari mengkomsumsi rokok.

Orang tua juga harus waspada pada kesehatan serta kondisi badan anak-anaknya sehingga apabila mereka terinfeksi kanker kelenjar getah bening dapat segera terdeteksi dan memperoleh pertolongan dengan baik dan benar.Mengkontrol kebersihan badan dan mulut juga merupakan tindakan pencegahan karena apabila  tubuh dan mulut sehat maka penyakitpun jauh dan dapat terhindar dari terjangkitnya penyakit kanker kelenjar getah bening

Keluaga yang senantiasa menjaga kesehatan dengan saling mendukung dalam hal-hal yang positif seperti pada gaya hidup sehat dan menjaga lingkungan serta meminimalkan dalam penggunaan bahan kimia merupakan tindak pencegahan yang efektif terhadap kanker kelenjar getah bening.Sehingga peran keluarga dalam pencegahan penyakit kanker kelenjar getah bening diharapkan menjadi sawar dalam membentengi tubuh setiap anggota keluarga dari factor-faktor pemicu timbulnya kanker kelenjar gatah bening.



























BAB IV
PENUTUP

a.      Simpulan

Penyakit kanker kelenjar getah bening merupakan peyakit yang disebabkan oleh mutasi sel limfosit dan dalam keadaan normal sel limfosit bekerja sebagai pertahanan tubuh namun jika terjadi mutasi sel-sel ini akan membelah terus menerus dan menjadi benjolan yang menjadi tanda awal seorang terinfeksi kanker kelenjar getah bening.

Benjolan tersebut berupa benjolan yang tidak nyeri, ukuran biasanya lebih dari satu centimeter, dan terus bertambah seiring waktu karena kanker ini juga  dapat tumbuh pada berbagai organ dalam tubuh termasuk kelenjar getah bening, limpa, sumsum tulang, darah ataupun organ lain maka benjolan atau pembengkakannya dapat di temui pada beberapa tempat di antaranya pada ketiak,leher dan pangkal paha.

Pada dasarnya kanker kelenjar getah bening atau disebut limfoma di bagi atas dua jenis yaitu kanker sistem limfotik yaitu penyakit hodgkin dan limfoma non-hodgkin atau NHL dan NHL dibagi atas beberapa sub-tipe.

Masalah dalam pengobatan kanker kelenjar getah bening adalah Seringkali penderita tidak menunjukkan gejala khas yang dapat merujuk pada penyakit ini sehingga deteksi dini sulit dilakukan, akibatnya banyak pasien baru berobat saat masuk stadium lanjut sehingga sel kanker sudah menyebar dan sulit diangkat dengan operasi, itu dikarenakan penyakit kanker kelenjar getah bening merupakan jenis penyakit kanker paling ganas. Penderita bisa meninggal dunia dalam waktu 6 bulan bila tidak dilakukan kemoteraphy secara kontinu.

Ada beberapa faktor pemicu munculnya kanker kelenjar getah bening diantaranya yaitu faktor keturunan, kelainan sistem kekebalan, infeksi virus atau bakteri dan toksin lingkungan  seperti herbisida, pengawet, pewarna kimia.Untuk menekan faktor-faktor tersebut dapat dilakukan pola pencegahan-pencegahan yang efektif.

Beberapa pencegahan yang dianggap efektif yaitu dengan menjaga badan dan mulut tetap bersih dan sehat,menjaga pola makan dengan mengkomsumsi sayur-sayuran dan juga buah-buahan yang mempunyai antioksidan tinggi serta menghindari penggunaan bahan kimia seperti pewarna buatan dan berbagai macam pengawet dan juga menghindari makanan-makanan yang berlemak.

Peran keluarga sangat penting sebagai pelindung pertama dalam proses pencegahan terutama peran ibu dalam menyajikan makanan-makanan yang sehat bagi setiap anggota keluarga,peran pendukung keluarga juga sangat penting karena pola makan dan kebiasaan-kebiasaan lain umumnya dipengaruhi oleh latar belakang keluarga.

Kewaspadaan terhadap gejala-gejala awal juga menjadi perhatian khusus agar penanganan dalam pengobatan bisa dilakukan lebih dini sehingga dapat memberikan harapan hidup yang lebih besar,karena memperoleh penanganan yang baik dan terpadu pada saat yang tepat saat kanker belum menyebar luas dalam tubuh dan menjadi kanker yang bersifat ganas.


b.      Saran

Di tingkat individu sebaiknya seseorang menjaga kesehatan dirinya agar tidak terjangkit kanker kelenjar getah bening dengan menjalankan pola hidup sehat antara lain menghindari rokok,mengkomsumsi makanan-makanan alami,menghindari bahan-bahan kimia dan menjaga kesehatan tubuh dan mulut.

Di tingkat yang lebih tinggi seharusnya manusia mulai sadar akan resiko-resiko bahan kimia dalam segala aktifitas hidupnya dari mulai bidang pertanian hingga industri sehingga penggunaan bahan kimia dapat ditekan.

Apabila menemukan hal-hal yang janggal dalam tubuhnya seperti benjolan sebaiknya konsultasikan dengan keluarga agar dapat di rujuk pada dokter sehingga apabila telah terjangkit penyakit kanker kelenjar getah bening diatas






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Kanker kelenjar gatah bening atau limfoma di bagi menjadi dua sub-tipe besar yaitu limfoma non-hodgkin (LNH) dan limfoma Hodgkin,limfoma non-hodgkin adalah suatu keganasan primer jaringan limfoid yang bersifat padat. Lebih dari 45.000 pasien didiagnosis sebagai limfoma non Hodgkin (LNH) setiap tahunnya (soeparman 1990).
            Perubahan sel limfosit normal menjadi sel limfoma merupakan akibat terjadinya mutasi gen pada salah satu sel dari sekelompok sel limfosit tua yang tengah berada dalam proses tranformasi menjadi imunoblas (terjadi akibat adanya rangsangan imunogen). Hal yang perlu diketahui adalah proses ini terjadi di dalam kelenjar getah bening, dimana sel limfosit tua berada diluar ”centrum germinativum” sedangkan imunoblast berada di bagian paling sentral dari ”central germinativum”.

Gejala pada sebagian besar pasien  LNH yaitu pasien dapat mengalami demam, keringat malam dan penurunan berat badan. Pada pasien dengan limfoma indolen dapat terjadi adenopati selama beberapa bulan sebelum terdiagnosis, meskipun biasanya terdapat pembesaran persisten dari nodul kelenjar bening. Untuk ekstranodalnya, penyakit ini paling sering terjadi pada lambung, paru-paru dan tulang, yang mengakibatkan karakter gejala pada penyakit yang biasa menyerang organ-organ tersebut.

 Dengan menerapkan kriteria yang digunakan  untuk menentukan rantai-rantai kelenjar getah bening yang saling berhubungan. Penyebaran penyakit juga terjadi dengan cara merambat dari satu tempat ke tempat yang berdekatan. Walaupun demikian hubungan antara kelenjar getah bening daerah leher kiri dan daerah para aorta pada LNH jenis folikular tidak sejelas seperti apa yang terlihat pada LNH jenis difus.(soeparman,1990)

Etiologi limfoma non Hodgkin adalah abnormalitas sitogenik, seperti translokasi kromosom. Bisa juga disebabkan oleh infeksi virus seperti virus Epsteinbarr dan infeksi HTLV-1 (Human T Lymphotropic virus tipe 1) Beberapa pekerjaan yang sering dihubungkan dengan resiko tinggi adalah peternak serta pekerja hutan dan pertanian. Hal ini disebabkan adanya paparan herbisida dan pelarut organik.Resiko LNH meningkat pada orang yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan yang terkena paparan unlraviolet.(abdulmuthalib,)
Semua gejala yang dapat disebabkan oleh limfoma non Hodgkin juga dapat ditimbulkan oleh penyakit lain. Dengan kata lain, tidak ada satu gejala yang dapat digunakan untuk menjamin adanya limfoma non Hodgkin. Ini merupakan salah satu alasan mengapa pemeriksaan diagnostik sangat penting untuk menegakkan diagnosis limfoma non Hodgkin. (santoso,2004)
Terapi untuk LNH terdiri atas terapi spesifik untuk membasmi sel limfoma dan terapi suportif untuk meningkatkan keadaan umum penderita atau untuk menanggulangi efek samping kemoterapi atau radioterapi. Terapi spesifik untuk LNH dapat diberikan dalam bentuk berikut :
3.      Radioterapi
1.      Untuk penyakit yang terlokalisir (derajat I)
2.      Untuk ajuvan pada ”bulky dissease”
3.      Untuk tujuan paliatif pada stadium lanjut
4.      Kemoterapi
1.      Kemoterapi tunggal (single agent)
(santoso,2004)
Kemoterapi dapat menyebabkan nausea, vomiting, nyeri abdomen, mukositis, ileus diare dan malabsorbsi. Beberapa preparat antineopalstik yang sering menyebabkan simtom gastrointestinal (40%) antaralain cisplatin, doxorubicin, fluorouracil. Penggunaan obat analgesik opioid dapat menyebabkan nausea, konstipasi dan gas distension pada usus halus dan usus besar sehingga menyebabkan malabsorbsi (narcotic bowel syndrome), penggunaan diuretik sering menyebabkan penurunan kadar zinc yang mengakibatkan penurunan rasa kecap.Radioterapi dapat memberikan reaksi akut dan delayed reaction (komplikasi kronis). Reaksi akut dapat terjadi dalam 3 hari sampai 1 minggu terapi, dapat berupa kesulitan menelan akibat edema dan mukositis orofaring menyebabkan disfagia dan odinofagia, penurunan produksi saliva dengan konsekuensi penurunan enzim (radiasi kepala leher), nausea vomiting, enteritis atau diare (radiasi daerah abdominal). Komplikasi akhir berupa keradangan mucosal persisten, fibrosis intestinal.(boediwarsono,2006)
Limfoma sering pertama kali ditemukan sebagai hasil pemeriksaan fisik dokter atau pemeriksaan karena kondisi lainnya, seperti tes darah atau sinar-X dada. Hal ini khususnya pada kasus pasien dengan limfoma non Hodgkin indolen dimana pertumbuhan lambat dan sering tanpa gejala untuk waktu yang lama (bakta,2007).
Gejala klinis pada LNH dapat berupa sebagai berikut (bakta,2007) :
·         Pembesaran kelenjar getah bening
Suatu pembengkakan kelenjar getah bening tanpa rasa sakit, biasanya lebih dari 1 cm adalah gejala yang paling sering saat limfoma non Hodgkin didiagnosis. Kelenjar paling mungkin didapatkan di leher, ketiak dan lipatan paha. Pembengkakan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit atau gejala lainnya, tetapi sering ukurannya meningkat dengan pasti. Tentunya, harus diingat, bahwa pembengkakan kelenjar getah bening sangat umum, dan mayoritas orang dengan pembengkakan kelenjar tidak menderita limfoma non Hodgkin. Sejauh ini kebanyakan penyebab pembengkakan kelenjar getah bening adalah infeksi. Kelenjar getah bening yang membengkak pada infeksi biasanya mereda setelah infeksinya teratasi.
·         Gejala konstitusional
Gejala konstitusional adalah gejala-gejala yang tidak spesifik yang mengindikasikan seseorang tidak sehat. Gejala konstitusional yang sering timbul pada limfoma non Hodgkin termasuk:
·         Demam berulang, yang tidak dapat diterangkan penyebabnya (dengan suhu tubuh melebihi 38 oC)
·         Keringat malam yang membasahi pakaian tidur dan alas tidur
·         Kehilangan berat badan yang tidak diinginkan (penurunan berat badan lebih dari 10% berat badan dalam 6 bulan)
·         Kelelahan yang berat dan menetap
·         Penurunan nafsu makan
·         Jangkitan orofaringeal dijumpai pada 5-10 % kasus yang dapat menimbulkan keluhan sakit menelan (sore throat).
·         Anemia, infeksi, dan perdarahan dapat dijumpai pada kasus yang mengenai sumsum tulang secara difus.
·         Dapat dijumpai hepato/splenomegali
Gejala pada organ lain seperti kulit, otak, testis dan tiroid dapat dijumpai. Kelainan kulit sering dijumpai pada mycosis funguides
Pada tahun 2000 di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 54.900 kasus baru, dan 26.100 orang meninggal karena LNH. Di Amerika Serikat, 5 % kasus LNH baru terjadi pada anak laki-laki, dan 4 % pada anak perempuan per tahunnya.. Lebih banyak dari penderita didiagnosis sebagai Limfoma non Hodgkin (LNH) setiap tahun di Amerika Serikat.(santoso,2004)

Pemberian gizi yang tepat sangat penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh pada penderita LNH sebab masalah pada penderita LNH adalah penurunan berat badan yang cukup drastis dan berkurangnya daya tahan tubuh yang akhirnya akan menimbulkan keadaan malnutrisi. Prevalensi penurunan berat badan (BB) sebesar 31%-40% pada penderita LNH.
Penatalaksanaan nutrisi pada penderita LNH merupakan bagian dari terapi. Tujuan utama terapi nutrisi pada penderita ini adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi sehingga dapat memperkecil terjadinya komplikasi meningkatkan efektivitas terapi (bedah, kemoterapi, radiasi) kualitas hidup dan survival penderita sehingga perlu diketahui lebih lanjut cara pemenuhan nutrisi penderita.(boediwarsono,2006)









DAFTAR PUSTAKA

1.      Santoso M, Krisifu C. Diagnostik dan Penatalaksanaan Limfoma Non-Hodgkin. Jakarta : Dexa Media, 2004.
2.      Bakta, I Made. 2007. Hematologi Klinik Ringkas. EGC, Jakarta
3.      Boediwarsono (2006): Terapi Nutrisi Pada Penderita Kanker. Dalam: Naskah Lengkap Surabaya Hematology Oncology Update IV. Medical Care of the Cancer Patient, editor: Boediwarsono, Soegianto, Ami Ashariati, Made Putra Sedana, Ugroseno. Hlm 134-141.
4.      Soeparman, Waspadji S. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II.Jakarta:Balai Penerbit FKUI, 1990

5.      Abdulmuthalib. Pedoman diagnosa dan terapi di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI




2 komentar:

Menuju Hari Sehat mengatakan...

keren..
d tunggu materi yg lain y..
:-)

shelly juliana a mengatakan...

wah.. nice materi.. suka deh bacanya..
^_^

Posting Komentar

 

Photobucket
Photobucket
Photobucket