Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out
Selamat Datang di Blog Dena Kesmas Unsoed Semoga Informasi yang Saya Berikan Berguna untuk anda. Jangan lupa isi Komentar anda pada Buku Tamu yang kami sediakan berupa Pesan, Tanggapan, dan Saran.Terima kasih atas kunjungannya, semoga anda Sehat... selalu..!

Minggu, 26 September 2010

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI

Minggu, 26 September 2010
0 komentar
Definisi :
EPIDEMIOLOGI= Epi (pada) + Domos (Penduduk) + Logos (Ilmu)
Epidemiologi : ilmu yg mempelajari distribusi dan determinan status atau kejadian yg berkaitan dgn kesehatan pd populasi tertentu dan aplikasinya utk mengatasi masalah tsb (Last, 1996)
Epidemiologi : ilmu yg mempelajari distribusi penyakit dan determinan yang mempengaruhi frekuensi penyakit pd kelompok manusia(Mac Mahon B & Pugh T F, 1970)
Epidemiologi adalah studi tentang faktor yang menentukan frekuensi dan disstribusi penyakit pd populasi manusia (Lowe C, R & Koestrzewski J, 1973)
Epidemiologi adalah suatu studi tentang distribusi dan determinan penyakit pada populasi manusia (Barker D. J.P, 1982)

Tiga hal bersifat pokok
Frekuensi masalah kesehatan àmerujuk pd besar masalah kesh yg terdpt pd seklp orang
2 hal pokok yg hrs dilakukan :menemukan mslh dilanjutkan mengukur masalah
Penyebaran masalah kesehatan
pengelompokan mslh menurut keadaan t3, dlm epid dibedakan menurut ciri2 orang (man), tempat (place) dan waktu (time)
Faktor-faktor yg mempengaruhiàmerujuk pd faktor penyebab.
dilakukan dgn merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, menarik kesimpulan

MACAM
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
hanya mempelajari distribusi & penyebaran mslh kesh.
Hasil dr epid deskriptif menjawab pertanyaan who, where, when
EPIDEMIOLOGI ANALITIK
mencari jawaban atas penyebab (why). Penyebab merujuk pd faktor-faktor yg mempengaruhi

Variabel epidemiologi  (epidemiologi deskriptif)
Peranan epid deskriptif adl membandingkan kelompok-kelompok menurut waktu, tempat dan orang yang sering disebut variabel epidemiologi
WAKTU
Kejadian penyakit menurut waktu, jam, hari, minggu, bulan serta tahun. Tujuan mengetahui waktu adalah dapat memperkirakan sumber penyakit dengan melihat masa inkubasi penyakit, perkiraan terjadinya KLB, melihat menurunnya kasus karena program
ORANG
Variabel orang adalah ciri-ciri yang didapat sejak lahir ataupun sesudah lahir. Jenis kelamin, umur, ras, status kekebalan, perkawinan, pekerjaan, sosek dan lingkungan. Pentingnya variabel orang misalnya umur : Potensi untuk terpapar dengan sumber infeksi, Tingkat imunisasi mereka, Aktifitas fisiologis
TEMPAT
Maksudnya adalah perkotaan, pedesaan, pemukiman domestik asing dsb. Hubungan penyakit dengan tempat menunjukkan adanya faktor-faktor yang mempunyai arti penting sebagai penyebab timbulnya penyakit antara penghuni dengan tempat yang dihuni.

RUANG LINGKUP
1.       Subjek dan objek epidemiologi adl masalah kesehatan
        Awalnya hanya pd penyakit infeksi dan menular saja (infection and communicable disease) kemudian berlanjut pd berbagai penyakit yg ada di masyarakat. Tahap perkembangan yg mutakhir lingkup epidemiologi tdk hanya mslh penyakit saja ttp meluas masalah bukan penyakit spt : program KB, perbaikan lingkungan pemukiman, program pengadaan tenaga & sarana pelayanan kesh.
2.       Masalah kesh yg dimaksud menunjuk pd mslh kesh yg ditemukan pd klp manusia
        Perbedaan dgn kedokteran klinik : epidemiologi lebih memusatkan perhatian pd penyakit yg ada di masyarakat
Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu mslh kesh dimanfaatkan data ttg frekuensi dan penyebaran masalah kesh

M A N F A A T
Membantu pekerjaan administrasi kesehatan : membantu perencanaan(planing), emantauan (monitoring) dan penilaian (evaluation) suatu upaya kesehatan
Dpt menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan àdisusun langkah2 penanggulangan baik bersifat pencegahan atau pengobatan
Dpt menerangkan perkembangan alamiah sustu penyakit (natural history of disease)àdpt dilakukan upaya penghentian perjalanan penyakit shg tdk berlanjut
Dpt menerangkan keadaan suatu masalah kesh menurut ciri2 orang, tempat dan waktu, perpaduan menghasilkan :
EPIDEMI
keadaan dimana masalah kesh (umumnya penyakit) ditemukan dlm suatu daerah t3 dlm waktu yg singkat berada dlm frekuensi meningkat
PANDEMI
keadaan dimana mslh kesh frekuensinya dlm waktu yg singkat memperlihatkan peningkatan amat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yg luas
ENDEMI
keadaan dimana mslh kesh frekuensinya pd suatu wilayah t3 menetap dlm waktu yg lama
SPORADIK
keadaan dimana mslh kesh yg ada di wilayah t3 frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu

Epidemi biasa dikenal sbg wabah (masalah kesh yg telah lama ada/masalah baru ttp suatu saat meningkat dgn cepat
Terminologi
wabah (epidemi)
Kejadian luar biasa (unusual event)
letusan (outbreak)
                - sebenarnya mrpkan hal yg sama
Wabah :adl berjangkitnya penyakit menular yg jml penderitanya meningkat scr nyata melebihi keadaan yg lazim, pd waktu dan daerah t3 serta dpt menimbulkan malapetaka (UU No. 4 th 1984)
KLB : timbul atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yg bermakna scr epidemiologis, pd suatu daerah dan waktu t3 dan dpt menjurus terjadinya wabah (PP 40 th 1991)
Wabah-KLB mrp hal yg emergensi (darurat) karena :
                - adanya resiko menyebar
                - sejumlah besar kasus mungkin akan tjd
                - mungkin menimbulkan kecacatan/kematian
                - dpt menimbulkan kekacauan sosial &/ekonomi
                - daerah/negara ybs mungkin tak mampu mengatasi
                - mungkin dpt membahayakan daerah/negara lain

Petugas Kesehatan Membuthkan epidemiologi :
   Pendekatan epidemiologi merupakan cara yang efektif dan efisien untuk mengungkapkan faktor penyebab penyakit yang belum terungkap secara medis misal untuk penyakit kronis, penyakit jarang terjadi dan penyakit baru yg blm pernah dilaporkan
   Keberhasilan percobaan pengobatan atau pencegahan yg dilakukan scr klinik atau laboratorium masih harus diuji keampuhannya di masyarakat
   Frekuensi dan distrubusi penyakit yg diperoleh di RS hrs disesuaikan kondisi di masyarakat
   Dlm upaya meningkatakn derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan yankes dibutuhkan informasi tentang orang yang terkena, jumlahnya, dimana dan bilamana terkena, penyebaran dan penyebabnya. Informasi tsb diperoleh melalui studi epidemiologis
   Dalam mengatasi masalah kesehatan masy seperti pencegahan dilakukan upaya spt imunisasi, penyaringan orang berisiko dll, hal tersebut termasuk di epidemiologi

Peran epidemiologi di bid kedokteran dan kesehatan masyarakat :
Penelitian epidemiologis memiliki peranan penting dlm kemajuan kedokteran krn studi epid dpt digunakan utk hal2 berikut :
   Mengungkapkan penyebab penyakit
   Meneliti hubungan sebab akibat antara timbulnya penyakit dengan determinan yang mempengaruhi
   Meneliti perjalanan alamiah penyakit
   Mengembangkan indeks deskriptif utk menyatakan tinggi rendahnya insidensi atau prevalensi penyakit di suatu wilayah dibanding wilayah lain
   Penemuan berbagai penyakit :spt scorbut, pelagra dan kolera
   Menentukan hubungan antara merokok dengan penyakit jantung koroner, karsinoma paru dan hipertensi
   Hubungan air dan makanan dgn kolera
Peranan epidemiologi di bidang kesehatan masyarakat terutama hasil studi epidemiologis:
    Mengadakan analisis perjalanan penyakit di masyarakat serta perubahan-perubahan yg tjd akibat intervensi alam atau manusia
    Mendeskripsikan pola penyakit pd berbagai kelompok masyarakat
    Mendeskripsikan hubungan antara dinamika penduduk dengan penyebaran penyakit

read more

Minggu, 19 September 2010

REAKSI JEJAS

Minggu, 19 September 2010
1 komentar
Jejas (injury): trauma/luka
Penyakit: merupakan manifestasi adanya defek/kerusakan struktur sel dan berkaitan dgn komposisi matrik ekstraseluler dimana sel itu berada
Pada tubuh yg normal terjadi keseimbangan (homeostasis) maupun koordinasi dlm mempertahankan keadaan fungsi normalnya.
Organ tubuh berdiferensiasi menjadi unsur penting disebut parenkim dan yg bersifat sebagai penyangga disebut stroma.
Substansi interseluler dalam jaringan disebut matrik.

4 macam sel berdasarkan fungsinya
1.      Sel jaringan epitel (ikatan antar sel erat, tdk dpt dilalui cairan), mensekresi ke perm langsung (mukosa); sebagian melalui sistem ductus/kelenjar (eksokrin); sebagian langsung ke darah (endokrin)
2.      Sel jaringan penghubung: mamproduksi substansi matriks ekstraseluler, bersifat protein, tugas:
a)      Menopang membrana basalis, bersama zat yg mrp produk gol lain  membentuk sel lemak, sel otot polos, sel tulang rawan, sel tulang.
b)      Memproduksi, memodifikasi dan remodeling tulang dan tulang rawan.  Dlm hal ini fibroblast berdiferensiasi menjadi osteoblas, osteosit, chondroblas dan chondrosit. Sel darah: eritrosit, Leukosit (monosit, netrofil, basofil, eosinofil)
3.      Sel jaringan otot: gerak kontraktil t.d: 1. otot skelet (rangka), corak/lurik seran lintang, 2. otot jantung, 3. otot polos, 4. mio-epitel (extoderm)
4.      Sel jaringan saraf di bagi 4 (iritabilitas & kapasitas hantaran impuls). Fungsi: Isolator tiap neuron (oligodendroglia), pemusnah debri-iritans (mikroglia), sawar jaringan otak dan repair (astrosit)

Variabel jejas meliputi: jenis (quality), intensitas dan periode
n  Jenis jejas:
1.   endogen: bersifat defek genetik, faktor imun, produksi hormonal tidak adekuat, hasil metabolisme tidak sempurna, proses menjadi tua.
2.   eksogen: agen kimiawi (zat kimia, obat (intoksikasi/hipersensitivitas); agen fisik(trauma, ionisasi, radiasi, listrik, suhu); agen biologik (infeksi mikroorganisme, virus, parasit, dsb).
n  Reaksi sel terhadap jejas, dpt berakibat berbeda-beda, berdasar:
intensitas dan periode jejas maka akan terjadi adaptasi yaitu penyesuaian terhadap lingkungannya.
Sel yg terkena jejas dpt mengalami kerusakan yg sifatnya:
a)      Reversibel: dapat mengalami serangkaian perubahan dua arah (dapat kembali seperti semula)
b)      Ireversibel: Tidak dapat kembali seperti keadaan semula.

SKEMA REAKSI SEL TERHADAP JEJAS MENURUT INTENSITAS PERIODE BERLANGSUNGNYA
Jejas sel-1

PERBEDAAN SEL NORMAL DAN SEL TERJEJAS
Ireversibel

n  Jejas pada masa mudigah (pembentukan janin): dpt terjadi kegagalan total
n  Jejas subletal-letal pada tahap somatogenesis-organogenesis maka bayi dpt terjadi kelainan kongenital sifatnya tunggal/multipel, unilateral atau bilateral
n  Kelainan kongenital dpt: agenesis organ krn tdk ada anlage (kuncup embriogenesis, organ tidak terbentuk) maupun aplasi (anlage ada tetapi tidak tumbuh) atau hipoplasi (anlage ada tetapi pertumbuhannya tdk pernah mencapai ukuran normal)
n  Bentuk reaksi sel thp jejas dari aspek perubahan fungsi atau struktur sel:
1)      Retrogresif (kemunduran/degenerasi)
2)      Progresif (Berjalan terus tetapi tambah buruk (penyakit)
3)      Adaptasi (penyesuaian: atropi, hipertropi, hiperplasi, metaplasi)

1.      Atropi : bertambah kecilnya ukuran sel yg sebelumnya berkembang sempurna dan ukuran normal, sifat fisiologik (contoh proses menua) maupun patologik (marasmus dan kwasiorkhor)
2.      Hipertropi: ukuran sel, organ/jaringan mjd lebih besar dari uk normalnya. Sifat fisiologik (otot skelet pada binaraga) maupun patologik (bengkak krn radang)
3.      Hiperplasia (ukuran sel tambah besar, diikuti dgn proliferasi sel) contoh pada kanker.
4.      Metaplasi yaitu perubahan dari jenis sel matur jenis tertentu menjadi sel matur jenis lainnya.
Etiologi: adanya rangsang terus menerus atau karena radang kronis.
            Contoh
epitel columner simplex metaplasi menjadi epithelium squamous complex  (metaplasi squamousa)
Ada 2 macam metaplasi:
            1. Metaplasi epithelial
Terjadi pada epitel bronkhus pada perokok  atau penderita bronkitis, cervix uteri dan defisiensi Vit A
Maksud: melindungi/proteksi, tetapi epitel yang metaplasi kehilangan fungsi sekresi lendir
            2. Metaplasi mesenchimal
Terjadi pada: fibroblast metaplasi menjadi osteoblast, chondroblast pada trauma jaringan
            Maksud: sebagai adaptasi sel
5.      Displasia:
Pertumbuhan sel/sekelompok sel yang perubahannya ke arah kemunduran atau metaplasia yang terus menerus tanpa mereda, bila tdk segera diatasi terjadi perubahan ke arah ganas Intra epitelial (insitu) atau karsinoma tahap dini.
6.      Degenerasi:
Keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler (termasuk metabolisme protein, KH dan lemak) yg disertai perubahan morfologi, akibat jejas non fatal. Perubahan yang terjadi masih dapat pulih (reversibel). Sel terkesan menggembung (bengkak) dan sitoplasma tampak keruh.

MEKANISME KERJA BERBAGAI FAKTOR ETIOLOGI JEJAS SEL
Penyebab jejas:
l  Iskemi (defisiensi darah pada suatu bagian) dan hipoksia (penurunan kadar oksigen pada jaringan)
l  Radikal bebas (termasuk oksigen teraktivasi)
l  Zat toksik (termasuk obat-obatan)
Penyebab yg sukar diprediksi:
l  Reaksi imunologik (contoh: Anafilaktik/alergen/obat)
l  Defek genetik berhub dgn defek metabolisme enzim
Penyebab yg universal, sifat merata dan tdk dpt dihindari: proses aging dan trauma psikis.
a)      AGING
Penyebab multifaktorial
l  Teori Wear & Tear (teori radikal bebas, teori modifikasi pasca translasi, teori akumulasi zat sisa dan teori penyimpangan pembentukan protein
l  Teori konsep dasar genetik, meliputi teori pembelahan sel yg terbatas, teori mutasi somatik acak, teori penuaan terprogram
Manifestasi klinik aging:
         Melemahnya organ penyangga tubuh
         Atropi senilis
         Katarak
         Respons imun turun
Upaya preventif:
Konsumsi antioksidan untuk mencegah kerusakan DNA, RNA, dan protein (Vit E, glutation peroksidase selenium, senam kebugaran).
Proses penuaan prematur: patologik (progeria)
b)      ISKEMIA DAN HIPOKSIA
ISKEMIA (Ischein=menekan, haima = darah) defisiensi darah pada suatu bagian, akibat konstriksi fungsional dan obstruksi pembuluh darah.
Etiologi:
  1. Konstriksi fungsional pembuluh darah yaitu tdk ada kelainan dinding pembuluh darah, gangguan persyarafan otonom, rangsang psikis, atau rangsang mediator vasokonstriktif  lokal akibat kerusakan jaringan lokal dan atau sistemik bila mediator vasokonstriksi beredar dalam darah.
  2. Obstruksi lokal atau krn adanya komponen yg ikut aliran darah berupa benda asing (trombus, embolus, tromboembolus)
Akibat: Gangguan aktivitas sel yg bersifat reversibel (degenerasi) maupun ireversibel (nekrosis)
c)      HIPOKSI
         Penurunan pemasukan oksigen ke jaringan di bawah kadar fisiologik, meskipun perfusi darah ke jaringan memadai.
Contoh: Anemia, Hb. Tidak normal, keracunan sianida, kegagalan transport oksigen pada infark jantung
         Iskemi dan hipoksi yg berkelanjutan terjadi kerusakan membran sel/inti sel.
         Jejas reversibel menjadi ireversibel

Kerusakan membran sel terjadi akibat:
  1. Kekurangan/habisnya ATP sel
  2. Fosfolipid membran hilang (sintesis turun, degradasi naik)
  3. Terbentuknya partikel lipid (asam lemak bebas, fosfolipid)
  4. Oksigen toksik (Superoksida)
  5. Perubahan sitoskelet
  6. Pecahnya lisosom
Kematian sel yg bersifat khas: nekrosis koagulatif = infark

JEJAS KARENA RADIKAL BEBAS
Radikal bebas (radicalis = kelompok atom yg masuk ke dalam dan dari senyawa kimia tanpa menimbulkan perubahan, dan membentuk salah satu unsur pokok molekul): mrpk bentuk radikal yg sangat reaktif dan punya waktu paruh sangat pendek (10 detik dlm larutan), membawa elektron yg tdk berpasangan
Sejenis bahan kimia yang mempunyai satu elektron tanpa pasangan pada orbit luarnya.
Contoh: Superoksida (O2-), Hidrogenperoksida (H2O2), ion hidroksil (OH-) berperan dalam jejas sel invivo
Radikal bebas lain: Fe+, Fe2+, NO2, NO3-, CCl3- dan Cl-.
Radikal Bebas mrpk molekul tidak stabil yg terus-menerus menyerang tubuh, dapat berasal dari:
  1.  Sinar matahari
  2.  Polusi
  3.  Asap rokok
  4.  Metabolisme normal
Efek Radikal bebas
  1.  Merusak protein
  2.  Merusak sel
  3.  Merusak jaringan dan organ tubuh
  4.  Menyebabkan penuaan
  5.  Perubahan degeneratif
  6.  Radang
  7.  Penyakit

Antioksidan:
Senyawa penetral radikal bebas, mencegah kerusakan tubuh dgn cara:
  1. Melindungi protein
  2. Melindungi sel
  3. Melindungi jaringan dan organ
Selain vit E,  yg termasuk antioksidan: Beta karoten (salah satu jenis karotenoid, merupakan pigmen tanaman berwarna kuning hingga merah.
Contoh: salak, jambu biji, semangka merah, mangga

TAHAPAN REAKSI JEJAS SEL AKIBAT RADIKAL BEBAS
  1. Intitiation : Permulaan terbentuknya radikal bebas
  2. Propagation : serangkaian reaksi yg berkembang akibat adanya radikal bebas
  3. Terminasi : pemusnahan atau inaktifasi radikal bebas oleh antioksidan endogen atau oksigen endogen atau eksogen, maupun enzim superoksida dismutase.

JEJAS SEL OLEH ZAT TOKSIK
Zat toksik : adalah zat yg secara langsung bersifat racun bagi sel, organ maupun sistem tubuh.
Etiologi:
  1. Endogen: Kegagalan metabolisme dalam tubuh
  2. Eksogen: Melalui saluran nafas, pencernakan, suntikan  maupun kontak langsung
Jenis:
  1. Larut dlm air, langsung merusak baik komp molekuler maupun organel sel
  2. Larut dalam lipid: biasanya tdk langsung merusak komponel sel, organ, sistem tubuh.

Nekrosis
Nekrosis adalah perubahan morfologik pada sel cidera letal karena degradasi progresif akibat kerja enzim. Kematian sel ini dapat mengenai seluruh tubuh atau kematian umum dapat pula setempat
Jejas ireversibel berakibat pada kematian sel (nekrosis)
Istilah nekrobiosisdigunakan untuk kematian yang sifatnya fisiologik dan terjadi terus menerus/kontinue.
Golongan nekrosis
  1. Nekrosis koagulatif (pembekuan)
            Pembekuan protein intrasel
            Proses denaturasi protein lebih banyak daripada proses digesti sel oleh enzim.
            denaturasi protein adalah perubahan protein dari bentuk cair menjadi kental.
            Daerah yang terkena menjadi padat, pucat dikelilingi oleh daerah yang hemoragik.
            Etiologi: toksin bakteri virulensi tinggi, oklusi (penutupan) pembuluh darah
Contoh pada infeksi Salmonella typhosa otot rektus abdominalis terjadi degenerasi hyalin (waxy)
  1. Nekrosis colliquative (mencair)
terjadi pada waktu yg lebih cepat, akibat dari enzim yg bersifat litik. Sering terjadi pada otak yang mengalami radang supuratif (berisi pus) disebabkan enzim proteolitik PMN yg merusak jaringan.
  1. Nekrosis kaseosa (perkijuan) khas untuk TB. Merupakan proses coliquative karena infeksi bacteri TB. Infeksi bakteri ini dpt membentuk sarang-sarang necrosis dgn membentuk suatu masa yg rapuh, berbutir, berlemak, putih, kuning seperti kiju.
  2. Nekrosis lemak;
            Merupakan nekrosis yg terjadi pada lemak.
            terdiri dari:
a) Enzimatis fat necrosis. Terjadi pada pankreas, bila pankreas meradang akan dikeluarkan enzim pencernaan terutama lipase, shg lemak dalam perut akan dicerna lipase. Dibebaskannya asam lemak bebas dan ion K akan mengikat asam tersebut shg terbentuklah massa putih seperti kapur.
b) Traumatic fat necrosis. Terjadi pada kelenjar mamae, bila terjadi trauma, asam lemak akan dibebaskan, terjadi infeksi dan lisis oleh enzim-enzim yang dihasilkan bakteri.
  1. Nekrosis fibrinoid (Bukan proses nekrosis sejati), contoh adanya masa fibrin akibat rembesan plasma pada dinding arteriola

Gangren
l  Kematian sel dalam jumlah besar, diikuti dengan hilangnya perdarahan (nutrisi) yg disertai dengan infeksi bakteri dan pembusukan oleh kuman saprofit yg bersifat sakarolitik dan proteolitik.
l  Jaringan yg mengalami gangren berwarna kehijauan atau kehitaman dan berbau busuk.

Apoptosis (Program Cell Death)
Kematian sel yg terprogram
l  Fisiologik: pada embriogenesis
l  Patologi: proses atropi dari susunan endokrin, obstruksi sal. ekskresi dgn dampak pada susunan kelenjar terkait

PERUBAHAN POSTMORTEM
Mati: berhentinya seluruh aktivitas kehidupan.
Mati suri: serupa mati tetapi masih bisa diatasi dgn alat bantu (aktivitas organ melemah, aktivitas susunan saraf pusat masih tampak)
Koma: tidak sadar diri krn gangguan SSP akibat trauma kepala berat
Perub postmortem dipengaruhi oleh:
  1. Ada tidaknya penyakit infeksi
  2. Ketegangan jiwa menjelang kematian
  3. Perbedaan suhu badan dgn suhu sekitar, dsb.
            Pemeriksaan pada mayat ditemukan keadaan sbg berikut:
  1. Algor mortis, perub suhu menjadi lbh kurang sama dgn suhu sekeliling akibat berhentinya kegiatan metabolisme
  2. Rigor mortis (kaku mayat) terjadi 2-3 jam sesudah kematian akibat dari aglutinasi dan presipitasi protein otot, hilang sth 2-3 hari
  3. Livor mortis (lebam mayat) warna merah tua keunguan didasari proses hemolisis darah yg terkumpul di bagian terbawah posisi mayat pertama terletak.

Kalsifikasi
Proses diendapkannya Ca dlm jaringan.
2 Jenis:
  1. Kalsifikasi fisiologik: pembentukan tulang
  2. Kalsifikasi patologik
  1. Metastatik, terjadi pada hiperkalsemi (pd hipertiroiid, tumor tl, demineralisasi tl)
  2. Distrofis: kalsifikasi pada jaringan yg telah rusak sebelumnya
  3. Kalsinosis terjadi pd jar normal atau yg menunjukkan kerusakan sistemik (setempat/seluruh tubuh).
  4. Heterotropik: fibroblas metaplasi menjadi osteoblas
  5. Kalsifikasi pembuluh arteri: arteriosklerosis.

GANGGUAN METABOLISME AKIBAT DEFISIENSI MINERAL DAN VITAMIN
Metabolisme: keseluruhan proses fisik dan kimia dimana bahan hidup yang diorganisasi, dihasilkan dan dipertahankan (anabolisme) dan juga ditransformasi dimana energi digunakan untuk organisme (katabolisme).
l  Sebagai katalisator : enzim
l  Sebagai regulator : hormon, makanan
Sifat gangguan metabolisme : enzimatik (genetik), hormonal (genetik, acquired), diet tdk seimbang atau kombinasi ketiga faktor tsb.
l  Manifetasi : sistemik (seluruh tubuh) atau penyakit pada sistem organ tertentu.
l  Patogenesis : Manifestasi klinik timbul karena kelebihan atau defisiensi zat esensial, dan atau akibat terbentuknya metabolit (produk metabolisme) yang tidak sempurna.

read more

PATOLOGI

0 komentar
Pathos : Penyakit
Logos : Ilmu

            Ilmu yg mempelajari tubuh dalam keadaan sakit, baik dgn pengamatan/pemeriksaan secara makroskopis maupun mikroskopis

            Cabang Ilmu Kedokteran yg mempelajari sifat esensial penyakit khususnya perubahan struktur dan fungsi sel, jaringan dan organ tubuh yg menyebabkan penyakit atau disebabkan penyakit.
Ada 3 cabang utama patologi:
    Patologi Anatomik   : meliputi sitopatologi dan histopatologi
    Patologi Klinik         : Meliputi cairan tubuh dan darah
    Patologi Forensik     : berhubungan dengan kedokt kehakiman/ kriminalitas, untuk mengungkap penyebab                                     kematian

    Konsep yg dipelajari ada 4 atau 5 aspek:
    1. Penyebab sakit (etiologi)
    2. Proses terjadinya kelainan (sito/histopatogenesis)
    3. Kelainan yg terjadi (sito/histopatologi)
    4. Timbulnya tanda/gejala penyakit, simptom & sign (patofisiologi)
    5. Ramalan kelanjutan kelainan/penyakit (prognosis): kesembuhan, komplikasi, kematian

      Patologi Umum : mempelajari struktur dan fungsi sel, jaringan, organ, sistem organ secara umum
      Patologi khusus: Mempelajari keadaan patologik organ demi organ (organ blok)

      l  Patologi Anatomi adalah ilmu urai dalam sakit
      l  Histologi adalah ilmu urai dalam keadaan tidak sakit (sel dalam keadaan sehat)
      l  Patologi Klinik berhubungan dengan analisa kimia dari cairan tubuh, antar lain: urin, cairan lambung, sumsum tulang belakang, cairan pleura, asites (cairan dalam rongga perut).
      l  Patologi forensic berhubungan dengan pemeriksaan bedah mayat yang berhubungan dengan penyidikan polisi.

      Bahan yang bisa diperiksa di laboratorium PA
      1. Jaringan (padat) yang diperoleh dari:
      a)      biopsi
      b)      Hasil operasi
      c)      Eksisi percobaan à potong beku
      2. Cairan
      l  Terdiri atas:
      a)      Keluar sendiri: urin dan sputum
      b)      Diambil: Cairan lambung, cairan pleura, cairan asites, cairan cerebrospinal
      3. Usapan lendir
      l  Misalnya: leher rahim, mucosa rongga mulut (pausan pipi bagian dalam), mucosa bronkus, dsb.

      Fixasi:
      l  Guna fixasi: menjaga struktur sel dan jeringan supaya menetap, tidak mudah rusak, sebab untuk pemeriksaan mikroskopik suatu jaringan perlu proses yang panjang.
      l  Bahan/zat fixasi yang digunakan:
      1.      Untuk jaringan
      l  10% (dari formaldehide 37%-40% kemudian diencerkan 10 kali)
      l  Perbandingan jaringan: bahan fixasi ádalah 1:10.
      2.      Untuk cairan:
      l  Cairan tubuh selain sputum digunakan alkohol 50% dengan perbandingan cairan tubuh:bahan fixasi adalah a:a (sama banyak), sedang untuk sputum digunakan alkohol 70%.
      3.      Usapan lendir:
      l  dengan alkohol 95%
      l  dengan alkohol + eter dengan perbandingan a:a

      Perlakuan:
      l  Fixasi à dehidrasi à clearing (penjernihan) à infiltrasi à embeding à blok parafin
      l  Dehidrasi dengan aseton
      l  Clearing dengan xylol, bensin
      l  Guna clearing: supaya jaringan mudah ditembus cahaya, memudahkan infiltrasi
      l  Infiltrasi dengan parafin cair dengan titik didih 56-59oC
      l  Seluruh proses di atas memerlukan waktu 24 jam

      Sejarah ilmu Kedokteran
      Periode I:
      l  Periode filsafat spekulatif/speculative philosophy
      l  Masa ini mengenal wich doctor/dukun dan kepercayaan terhadap kekuatan setan. Ditemui anggapan bahwa penyakit timbul disebabkan karena dewa-dewa marah.
      Periode II
      l  Periode deduksi à deduction from sign and simptoms and gross morphological exchange
      l  Pada periode ini orang mengait-ngaitkan sesuatu yang saling berhubungan kemudian menyimpulkannya.
      Hipokrates           (460-358 BC)
      l  Dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran karena merupakan orang yang pertamakali berpikir secara analitis (secara deduksi). Beliau mempelajari penyakit dengan menggunakan pendekatan sebab akibat
      Galen (138-201 M)
      l  Beliau mempelajari Patologi Humoral à segala sesuatu dihubungkan dengan cairan tubuh. Terjadi transisi pemikiran kea rah benda padat, karena mulai disadari bahwa tubuh manusia tidak hanya darah. Tubuh manusia terdiri atas: 70% air dan 30% benda padat (yang meliputi 90%-nya itu protein dan 10%-nya mineral).
      Vasalius
      l  Dikenal sebagai Bapak Anatomi (1514-1564) karena beliau menghubungkan fungsi dengan struktur natomi.
      Sydenham (1624-1689)
      l  Beliau melihat bahwa suatu penyakit dalam keadaan seutuhnya (ridak sebagaian-sebagian).
      Morgagnie (1682-1771)
      l  Dikenal sebagai Bapak Patologi Anatomi. Beliau mulai mengadakan pembedahan mayat tetapi belum sampai tingkat mikroskopis kemudian dihubungkan dengan manifestasi penyakit sebelum orang meninggal. Bedah mayat yang dilakukan ditujukan untuk mencari hubungan postmortem dengan keadaan klinis waktu hidup.
      Periode III: Periode pemikiran celluler (1821-1902)/The cellulair basis for disease
      l  Virchow
      Dikenal sebagai Bapak Cell Path yang menyatakan bahwa tidak sesuatupun perkembangan yang berasal dari ketiadaan. Semboyannya: omnis cellulae et cellulae = sel berasal dari sel dan cellula est ens morbi =  sel adalah hakikat penyakit artinya semua penyakit dapat ditelusur sampai ke tingkat sel.
      l  Conheim (1839-1884)
      Sebagai Master dalam patologi eksperimental dalam era modern, menekankan adanya hubungan antara struktur abnormal dengan fungsi yang abnormal pula.
      Periode IV : Periode pemikiran intra cell
      Periode V: Periode Biologi Cell
      Periode VI: periode Biologi Molekuler.

      read more
       

      Photobucket
      Photobucket
      Photobucket